Jumat, 24 Agustus 2012

Contoh Surat Cinta Untuk Senior

- sekarang akan masuk pada Tahun ajaran baru merupakan masa yang sangat berkesan bagi para siswa maupun mahasiswa Apalagi saat masa orientasi yang sering disebut sebagai MOS  Ospek. Terkadang beragam tugas aneh diberikan oleh para kakak senior atau kakak kelas, yang salah satunya adalah surat cinta.



Untuk itu kali ini, blog ANEKAREMAJA akan sedikit membantu para adik-adik sekalian dalam rangka meringankan tugasnya mempersiapkan contoh surat cinta baik itu untuk teman seangkatan maupun kepada para kakak senior.

Berikut Contoh Surat Cinta selengkapnya:


Assalamualikum Wr. Wb
Selamat pagi ...

Buat kakak dan mbak seniorku yang ganteng dan Cantik
Mohon izin dan mohon maaf jika surat ini mengganggu kakakku sekalian
Hanya seuntai bait singkat, untuk menyampaikan isi hati
 

Dari hari pertama memasuki kampus biru tercinta ini,
Sepertinya ada sesuatu yang berbeda dimata adik
Tatkala harus bertatapan muka dengan kakak
Namun mencoba sekuat tenaga menepis perasaan itu.

Kakak mengingatkanku pada seseorang
Yang pernah Lama bertengger direlung hati ini
Namun kini telah pergi jauh
Entah kemana

Singkatnya, kakak memberikan nuansa dan semangat baru
seiring langkahku menjajaki dunia kampus
Yang katanya sungguh indah

Satu hal, jika kakak menyambut perasaanku ini
Mohon jangan disebarluaskan kepada kakak senior yang lain
Maupun Kepada teman-teman seangkatanku
Temui aku atau add FB ku di cika_jelita@yahoo.com
Luph u


Dari yang Mengagumimu


Cisa

Sayang, aku ingin putus

Saat aku sedang tidak ada kerjaan, tiba-tiba ada seseorang yang mengirimi ku sms. “Anggi” isi smsnya. Aku pun langsung membalas nya dengan bertanya “siapa ini?”. Dia mengaku sebagai ahmad teman sekelas ku. Aku masih belum percaya bahwa dia adalah ahmad, akhirnya aku bertanya dengan teman-temanku apakah mereka mengetahui nomor siapa ini. Ternyata nomor itu adalah milik Rendi teman sekelas ku juga, ia mendapatkan nomor ku dari salah satu teman ku.
Setelah itu, kami jadi sering smsan. Aku awalnya tidak memiliki perasaan apa-apa kepadanya, tapi suatu saat dia menembakku dan aku tidak bisa menerimanya karna aku menganggap dia hanya teman. Dia tidak putus asa, beberapa kali dia menembak ku lagi sampai akhirnya aku menerima nya karna aku memiliki perasaan yang sama dengan nya, tapi saat aku menerima nya aku berkata bahwa aku tidak dibolehkan berpacaran selama sekolah, jadi kita tidak bisa ketemuan atau ngedate. Ia pun menyanggupinya.
Kami berpacaran hanya lewat sms dan telfon, di sekolah pun kami jarang berbicara karna kami tidak mau teman-teman kami yang lain tau bahwa kami berdua berpacaran. Selama itu kami banyak menghadapi masalah sampai harus putus nyambung putus nyambung. Suatu saat aku ketahuan berpacaran oleh orang tua ku, akhirnya hp ku disita dan kami tidak berhubungan lagi. Ketika hp ku dikembalikan, aku menghubungi rendi lagi dan kami pun berpacaran kembali.
***
Saat itu sandi ingin sekali menemuiku, tapi aku tidak mau karna takut ketahuan. Kami pun sepakat untuk bertemu didepan jendela kamar ku pada jam 3 subuh. Ketika kami bertemu, kami senang sekali walau dibatasi oleh teralis jendela kamarku. Tapi sayang, saat itu juga mama ku masuk ke kamar ku dan melihat ada rendi di depan jendelaku. Rendi pun langsung pergi dan aku hanya bisa diam saat orang tua ku memarahiku. Hp ku kembali disita selama berbulan-bulan dan kami tidak ada berhubungan sama sekali. Aku mengira bahwa rendi telah memiliki kekasih yang baru dan melupakanku, padahal saat itu aku masih sangat sayang kepadanya.
Setelah 6 bulan, hp ku pun dikembalikan tapi aku tidak menghubungi rendi. Pada tanggal 23 februari saat dia berulang tahun, ku beranikan diriku untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Aku kira dia tidak akan membalas sms ku, tapi ternyata dia membalas sms ku dengan ucapan terima kasih. Bermula dari sanalah hubungan kami terjalin lagi.
***
Saat pembagian kelas, aku dan sandi sekelas lagi, tapi orang tua ku tidak menyetujuinya dan meminta kepada guruku untuk memindahkan ku ke kelas yang lain. Aku pun rela dipindahkan dan tidak sekelas lagi dengan rendi. Tapi, kami masih berhubungan baik walaupun aku terkadang cemburu dengan nya yang sekelas dengan mantannya. Di saat seperti itu, aku biasanya meminta rendi untuk menelfon ku dan ku ceritakan semua unek-unekku kepadanya. Tidak jarang di telf aku menangis dan rendi juga ikut menangis.
Sebenarnya aku ingin kami tidak berhubungan lagi karna aku tidak mau terus-terusan membohongi orang tua ku, aku dulu berjanji bahwa aku tidak mauberpacaran lagi tapi ternyata aku tetap berpacaran. Berbagai cara ku coba untuk membuat rendi benci kepadaku dan meninggalkan aku. Saat itu aku hanya bisa berkata bahwa aku tidak akan bisa membuat mu bahagia karna keadaan ku yang terlalu di kekang dan aku tidak pernah bisa mengerti kamu. Tapi rendi selalu saja berkata “tujuan hidup ku hanya kamu vita, jadi kalau kita putus, aku tidak punya tujuan hidup lagi. Aku hanya ingin nanti kita bisa menikah dan bersama selamanya. Aku akan selalu mengerti keadaan mu dan memahami segala kekurangan mu”. Aku hanya bisa menangis mendengar perkataannya.
Suatu saat aku ingin benar-benar ingin rendi meninggalkan aku dan memberinya kebebasan untuk mencari wanita lain yang lebih baik dari ku, yang dibolehkan pacaran oleh orang tua nya sehingga wanita itu bisa membahagiakan rendi. Aku akhirnya meminta kepada rendi untuk putus dengan alasan aku sudah tidak tahan dan tidak sayang lagi dengan nya, padahal aku sangat sayang kepadanya. Aku tau itu menyakitkan baginya, tapi hanya cara itulah yang bisa ku lakukan. Rendi pun bersedia untuk ku putuskan.
Setelah beberapa lama tidak berhubungan dengan rendi, aku merasa sangat kesepian dan hampa. Aku hanya dapat berharap suatu saat kami bisa bersama, kalau pun tidak bisa semoga saja dia mendapatkan kebahagiaan dengan wanita pilihan nya. Amin.
***

Bagaimana ne sahabat aneka remaja apa ingin putus juga silakan di coment aja dech Cerpen Cinta Sedih - Sayang aku ingin putus silakan di share kepada teman teman anda ya

diantara kisahku kau dan dia

Dewi hanya terdiam, seakan tak percaya apa yang didengarnya.Kekasih yang selama ini ia sangat sayangi, dan ia sangat cintai,brniat memutuskan hubungan mereka.

‘’putus” hanya kata itu yang selalu terngiang ditelinganya....sedih,,bingung,,,bercampur baur menjadi satu. Tanpa terasa air mata mengalir dari tepian matanya yang indah.Sambil terbata-bata ia berucap

’’kenapa’’ dengan suara yang serak dan perlahan.

sebenarnya banyak kata danpertanyaan didalam hati yang ingin diucapkan , namun seakan-akan semua itu tersangkut ditenggorokannya, tak sanggup berkata-kata hanya itu kata yang terucap.

‘’Mungkin kita sudah tak sejalan lagi’’ jawab fauzan kekasih yang sangat dewi, namun dengan nada datar.

Semakin pilu perasaan hati dewi harus menerima kenyataan ini.air matanyapun semakin deras mengalir.

“ya..udah aku pulang dulu”kata fauzan mengakhiri pertemuan mereka disore itu, sambil terus berlalu dari hadapan dewi.

Dewi yang sedari tadi tak bisa berjkata-kata dan hanya terdiam dengan air mata yang terus mengalir...seakan sempit dunia ini seakan gelap pandangan mata dewi. Iapun terus menangis......

====================================

“de...de....bangun...bangun.....liat tuh jam berapa? Gugah mamanya dewi dari depan kamar dewi.

“iya maa....”jawab dewi dengan suara yang agak serak.

Dewi langsung bangun dan melihat jam beker

“hah.... jam segini?” ternyata dia bangun kesiangan karna semalem gak tau dia tidur jam berapa, karna semalaman ia hanya menangis.dewi langsung mandi dan memakai seragam sekolahnya, lalu ia duduk didepan cermin merapihkan wajahnya, terlihat matanya sembab karna habis menangis semalaman.

Masih terekam jelas diingatan dewi saat kemarin fauzan memutuskan hubungan dengannya hanya karna persoalan yang gak jelas, karna selama ini nyaris tak pernah ada permasalahan antara hubungan mereka berdua.

“de...mau sekolah gak? Dah siang nih? Kk mau ada kuliah pagi”kata kakak dewi yang membuyarkan lamunan dewi

“iya sebentar...sebentar,,,jawabdewi sambil menyeka air mata yang tanpa terasa mengalir.

“ma ...pa dewi berangkat dulu ya”kata dewi sesaat setelah sampai keruang tengah rumahnya.

“gak sarapan dulu?”tanya ibunya

“gak mam...ntar aja disekolah”jawab dewi sambil mencium pipi ibunya dan ayahnya

“mata kamu kenapa de? Kok sembab gitu?”tanya ayahnya heran.

“gak papa kok pa,Cuma kurang tidur aja”jawab dewi.

sebenarnya dewi bukan tipe orang yang suka berbohong , apalagi pada kedua orang tuanya.tapi karna tak ingin kedua orang tuanya panik makanya ia berbohong.

v ======================

“Asalamualaikum” dewi pamit sambil keluar dari rumahnya, dan taklupa ia menyalami kedua orang tuanya.

Wa’alaikum salam”. Hati-hati dijalan!”jawab ayahnya

Pagi itu seperti biasa dewi berangkat sekolah diantarkan oleh kakaknya. sekalian kakaknya berangkat kuliah.

“kakak mau terus aja ya de?...”kata kaknya sesampainya didepan gerbang sekolah dewi.

“ya kak” jawab dewi langsung menyalami kakaknya

“assalamualaikum” kata kakanya

Waalaikum salam”jawab dewi

Dewi langsung aja masuk kedalam kelas, disana ada teman sebangkunya EVA.

“pagi?”sapa eva.

“uga”jawab dewi. Sambil duduk disebelah eva dan meletakan tasnya.

“mata kamu kenapa de..?”tanya eva

“gak papa”jawab dewi

“mungkin karna semalam aku rang tidur jadi mataku sembab”timpalnya

Tak berapa lama datanglah yani sahabat eva dari kecil

“ “pagi semua”teriaknya dengan senyuman yang khas.

“pagi “jawab eva”siap-siap ratu gosip dateng” celoteh eva lagi. Sambil tersenyum melirik yani.

“de..de..kamu masih jadian ma fauzan?”tanya yani pada dewi sesaat setelah iya duduk didekat mereka berdua

“emangnya kenapa”tanya eva pada yani.

”semalem aku dapet sms dari siti, katanya fauzan jalan ma silvi”kata yani dengan antusias.

‘dan katanya lagi mereka pelukan mesra banget.”kata yani semakin menggebu-gebu

“bukannya kamu pacaran ma fauzan de?”tanya eva dengan muka yang penuh tanda tanya pada dewi

Dewi tak bisa menjawab hanya air mata yang mengalir dari matanya yang indah,bibirnya kelu perasaannya semakin hancur, setelah kemarin ia diputuskan oleh fauzan sekarang ia mendengar kabar yang lebih mengagetkannya.

Silvi adalah sahabat baiknya yang baru 2 bulan yang lalu ia kenalkan pada fauzan ternyata tega merebut fauzan dari dirinya.

“a..aku dah putus”jawab dewi dengan terbata-bata.sambil menyeka air mata yang sedari tadi mengalir.

“kapan?”tanya eva lagi.

‘’kemaren”jawab dewi agak lebih tegar

“tapi tega ya silvi ma kamu de, padahal dia tau bahwa fauzan itu kekasihmu dan baru kemaren kalian putus,kok tega-teganya dia jalan ma fauzan? Sambil peluk-peluk juga.”kata eva dengan nada jengkel

“biarin aja”jawab dewi

Padahal didalam hati dewi penuh dengan kekecewaan ,kemarahan,kesedihan namun ia tahan ia tak mau menunjukkan semuanya didepan sahabat-sahabatnya.

=========================

Sesampainya dirumah dewi langsung masuk kekamar. Tanpa ganti pakaian ia menghidupkan laptop putih kesayangannya, hadiah ulang tahunnya yang ke17, dari kakanya. Teringat pesan dari kakaknya

“kalo kamu ada unek-unek atau keluh kesah atau apapun yang kamu anggap itu berkesan dan sangat berarti, kamu tulis aja di laptop ini.”pesan kakaknya waktu iyi.

Lanngsung saja dia buka microsof world dan menulis puisi

DIA.....

DISAAT RASA INI ADA,,,,,

DISAAT CINTA INI BAHAGIA..

LEPAS BERSAMA ANGIN....

TAPI... SERAYA TERSANJUNG SEPI...

TERBUKA TABIR MENGUSIK....

DIA....

KENAPA HARUS DIA?....

TEMPATKU BERCURAH, DARI SEGALA KELUH KESAH...

TEMPATKU BERBAGI,DARI SEGALA ISI HATI...

DIA ......

KENAPA HARUS DIA?...

Tanpa terasa air mata dewi kembali menetes.tapi ia lanjutkan menulis.

YA ALLAH YA ROBBI...

AKU SADARI DIRI..

BERANJAK DARI SADARI....

ATAS SEMUA INI ...HANYA ENGKAULAH YA ,,, ROBBI...

YANG TELAH MENGHENDAKI KEBAIKAN , DARI DIRI INI,,,,,

NATAR-LAMPUNG-13_O7_2012.

 Itulah dia Cerpen Cinta Galau - diantara kisahku kau dan dia moga aja dengan cerpen ini kalian sebagai pembaca gak galau lagi so baca terus aneka remaja yaa Always apdet ^_^

Cerpen Cinta Terupdate I'm Better Than Him

Pagi ini gue bener-bener kesel seribu kali kesel sangat kesel ampun deh pokoknya gue kesel! Argghh -_- !
Gimana gak kesel.. Sisi, cewek yang gue suka selama 2 tahun udah jadian sama Candra.. Candra si cowok aneh bin ajaib sok keren playboy gitu..
BRAKK!>
Gue pukul meja kantin dengan gumpalan tangan gue.. amarah gue bener-bener muncak. Semua seisi kantin pada ngeliatin gue heran, bodo amat.
“ Heh ! loe kenape bro? sabar bro.. “ ucap Alvin duduk di sebelah gue sambil minum es tehnya..
Tanpa berfikir gue ambil es teh milik Alvin langsung gue minum.
“ Hahh .. gue kesel Vin !”
“ Tau lah loe kesel.. loe sih nembaknya kelamaan ..tapi gak sampe ngancurin meja gini..”
“ Halah peduli amat gue, .. sekarang cuma ada Sisi di otak gue.. “ ucap gue jambak rambut lurus gue.
“ Sisi? Sisinya Candra? “ tanya Alvin ngeliat gue heran.
Gue diem nunduk..
“ Kenapa? Patah hati.. ambil hati ayam sambung ke hati loe “
“ gue gak mau becanda Vin.. loe sebagai sahabat bertahun-tahun gue bantu donk.. alah loe ni..”
“ Udahlah.. dia udah jalan sama cowok yang dia suka.. masa’ loe gak rela Sisi bahagia?”
“ Bukan masalah gitu Vin, loe tau kan Candra kayak gimana? Dia udah terkenal playboy di sekolah tercinta ini.. masih mending lah kalo dia dapet cowok selain dan lebih baik dari Candra..” ucap gue.
“ Contohnya gue..”
“ Ehh.. gue sumpel gigi loe!”
“ Justkid bro.. okee.. gue tau cara nya supaya loe bisa dapetin Sisi..” ujar Alvin dengan sok cool.
“Gimana?”

***

Gue mulai beraksi dengan ide Alvin.. tau lah ide ini berhasil atau tidak. yang penting gue dapetin Sisi..
“ Sisi!” panggil gue dari arah taman.
Sisi yang saat itu lagi jalan sendiri langsung menoleh dan tersenyum ke gue. Oh~
“ Raka.. kenapa?” tanya dia lembut.
“ loe suka minuman apa?”
“ gue? kenapa Ka? gue suka semuanya..”
Wah bagus nih..
“ Nih.. gue punya ini buat loe..” ujar gue sambil mengeluarkan es krim dari belakang punggung gue.
“ Strawberry?”
“ iyaa.. hehe, gue pikir loe cewek jadi kebanyakan cewek suka strawberry gitu Sis.. “ ucap gue nyengir.
“ ehmm.. makasi Ka, tapi gue gak suka Strawberry..”
JDERR!>
“ jadi? “
“ gue lebih suka coklat..”
“ tapii.. terima ini Sis,, gue udah beli ini untuk loe.. “ mohon gue.
“ ya udah deh.. makasih ya Kaa.. gue balik ke kelas dulu.. “ Sisi tersenyum ke gue dan jalan ninggalin gue.
Halahh.. Alvin sok tau loe -_- , gue mau dia seneng 100% ..
Gue segera ngikutin Sisi dari jauh berharap es krim gue di makan cuma sama dia .. dengan gaya ala detektif gue buntutin Sisi sampai ke arah kelasnya dan ternyataa ... disana ada Candra dan Sisi nyamperin dia!
Ya Tuhann.. hamba tak sanggup.
Sisi ngomong ke Candra, entah apa itu.. ia ngasih eskrim gue ke Candra! Asap amarah gue udah nyampe ubun-ubun.. tanpa sadar gue tendang pintu kelas Sisi langsung pergi.
Gagal! Sisi gak suka eskrim gue. Alvin .. gue jebret loe,.
Pulang sekolah gue sama Alvin pulang bareng jalan kaki. Secara rumah kita deket banget sama sekolah yaahh kira-kira 4 menit kalo pake motor.gak kurang dan gak lebih..
“ Vin! Loe tau darimana kalo Sisi suka strawberry?” tanya gue sinis.
“ Tau lah.. dia kan cewek.. mana da cewek gak suka strawberry. Berhasil yo kan bro?? “ PD Alvin yang ngebuat gue smakin pengen ngancurin mukanye.
“ Pinter loe.. pinter bikin gue sakit hati! .. Sisi tuh beda Vin.. dia gak suka strawberry. Dan alhasil eskrim gue dikasi ke Candra ! “
“ Apa?? Sorry bro.. hemm, atau loe kasih dia bunga aje besok sebagai tanda minta maaf loe ke dia ? “ ucap Alvin ngerangkul gue.
“ Bunga?”
“Yoi.”
“Bunga apa?”
“Alahh loe..bunga yang menurut loe wangi dan indahh.”
“Jangan menurut gue! menurut Sisi donk.. tapi gue ya gak tau bunga kesukaan dia apa..”
“ kebanyakn cewek suka mawarr.. nah loe kasih aja mawar merah sebagai tanda api asmara loe yang membara ke dia.” ujar Alvin sumringah.
“ Ehmm.. ntar ada les kan, anter gue sekarang beli bunga.. ntar les gue kasih ke dia.. oke?”
“Sip..”
Kita pun berbalik arah menuju toko bunga yang gak jauh juga dari rumah gue dan Alvin.
Sesampainya kita disana, gue ngeliat motor Candra parkir di depaan toko.
“ Vin.. tu kan motornya Candra?” tanya gue memastikan.
“ Iye bener.. “
“ Ngapain dia kesini?”
“ Beli bunga lah.. masa’ beli beton. Udahlah masuk aje.. “ ajak Alvin.
Gue dan Alvin pun masuk.. terlihat Candra berdiri milih bunga sendiri.. dia ada di depan kumpulan bunga mawar putihh..
“ kok dia berdiri di depan mawar putih? jangan-jangan Sisi sukanya mawar putihh..” tebak gue.
“ Hemm.. gak papalah..”
“ Gak papa apanya ! ntar gue salah lagii..”
“ Loe ini.. loe harus yakin Ka.. dalam hal kayak gini loe harus sok tau, dengan cara sok tau gini Sisi pasti seneng soalnya loe bisa ngebuat dia terhibur sedikit dengan apa yang loe tau sendiri.. “
“ Alahh bahasa loe gak gue ngerti.. ya udah deh terserah loe aje..”
Gue dan Alvin menuju bunga mawar merah yang udah mekar-mekar indahh.. lalu memilih-milih ditemani penjual bunganya.
..
“ Raka Alvin kan?” panggil seseorang di belakang kita.
Gue sama Alvin noleh, ternyata Candra..
“ Berdua beli bunga ngapain?” tanya nya sinis.
“ Buat__” kata-kata gue diputus Alvin.
“ buat mama kitaa.. kenape loe? Gak boleh kita beli bunga disini?”
“oohh.. gue kirain kalian jeruk makan jeruk.. wkwk,, beli bunga aje berdua.. sendiri donk kayak gue maskulin keren ... cemen loe pade!” ejek Candra.
“ Eh loe ! “ teriak gue yang ditahan Alvin..
Candra langsung pergi meninggalkan toko dengan ikatan mawar putih di genggamannya. Ngajak berantem dia.. gue ambil Sisi baru K.O loe.

****

Di koridor sekolah, gue genggam mawar merah di belakang punggung gue. gue berharap bertemu Sisi dan dia nerima maaf gue.. ya walau kesalahan gue gak besar bagi dia ngasih eskrim strawberry kemarin, tapi menurut gue itu kesalahan besar! Gue gak salah kan ngerebut cewek orang yang sok cool playboy kayak Candra .. yap gue gak salah. Ini namanya perjuangan cinta.
Akhirnyaa..
Sisi keluar dari kantin dengan botol mineral di tangannya.. baju lengan panjang celana jeans serta rambut panjang gelombang diikat dan poni ala Jessica SNSD membuat kecantikannya semakin mempesona sangat mempesona di mata gue. *_*
“ Sisi !” panggil gue.
Sisi langsung ngeliat gue tersenyum dan berjalan ke arah gue.
“ iya Ka? loe mau ngasih apa lagi ke gue? “ canda Sisi tersenyum manis.
“ ehmm.. “
Waduhhh.. kenapa gue jadi deg-degan ginii..
“ Ini Sis, loe tau aja gue mau ngasih apaa.. “
Gue segera menunjukkan bunga mawar merah lalu menyodorkannya.
“ Gue minta maaf karna loe gak suka eskrim strawberry gue kemarinn.. jadi gue ngasih ini..” ucap gue gugup.
Sisi menerima bunga mawar gue.
“ Ka, kok loe tau gue suka mawar merah? Ini bener-bener wangii ..” seru Sisi seraya mencium wangi mawar gue.
Waah....... senangnya gue ! Alvinnn.. makasiihhh Vinn..
“ Benerann loe suka Sis ? wahh.. hehehe, gue nebak ajaa Siss.. “
“ Makasihh Kaa.. ehmm,, loe tiba-tiba ngasih gue eskrim kemarin kenapa Ka? “ tanya dia serius.
Waduhh.. apa’an nih pertanyaan.. masa’ gue jawab basa-basi doank, marah lah Sisi nantii..
“ Ituu.. gue, gue Cuma__”
“ Rakaaaa !!! “ teriak Alvin yang ngebuat gue langsung diem.
Alvin lari ke arah gue dengan nafas yang terengah-engah.
“ Sorry Sis.. gue pinjem Raka dulu, ini demi loe juga Sis ! “ ucap Alvin langsung narik tangan gue.
“ Tunggu gue Sis ! “ teriak gue dalam pelarian gue sama Alvin.
Sisi diam melihat kita dengan heran dan penasaran. Alvin narik tangan gue dan lari menuju belakang gedung sekolah.
Kita berhenti setelah lumayan cepat berlari..
“ Hahh.. loe kenapa Vinn,, bikin kaget gue aja loe.. “ ucap gue membungkuk.
“ Sssst.. diem loe Ka, “
Alvin ngeliat gue..
“ Apa? “tanya gue.
“ coba loe liat disana.. “ ujar Alvin mengarahkanku ke batasan dinding gedung.
“ pelan-pelan loe, ngintip ajaa.. “ sambung Alvin.
Gue segera mengintip ke batasan dinding.. dan ternyata..
...
Gue ngeliat Candra sedang berdua mesra dengan wanita dari luar sekolah entah siapa ituu.. mengenakan seragam sekolah lain dan memegang mawar putih yang Candra beli kemarin.gue langsung ngeluarin ponsel lalu gue foto mereka..
“ Hehh.. ngapain loe foto?” tanya Alvin.
“ gue mau ngasih bukti ini ke Sisi Vin, Candra gak baik buat dia.. “
“ Loe hati-hati ngasih ke Sisi, dia bisa shock ..”
Gue ngeliat Alvin dan segera meninggalkan dia lalu kembali menuju Sisi di koridor ,. Berharap Sisi masih menunggu disana..
Yapp ! Sisi masih menungguku disana dengan mawar merah gue..
Gue nyamperin diaa..
“ Kenapa Ka? ada hubungannya dengan gue?”
Gue mangangguk pasti .. segera gue kasih ponsel gue yang memperlihatkan foto Candra tadi. Sisi menerimanya lalu dilihat..
Sekejap mata indahnya terbelalak dan terkejut..
“ Maksud loe apa Ka ? “ ujar Sisi pelan.
“ Candra gak baik buat loe Sis.. dia bermain di belakang loe. “ jelas gue.
Sisi terdiamm lalu memberikan ponsel gue kembali.
“ Loe ngasih gue eskrim kemarin supaya loe bisa ngancurin hubungan gue . sementara gue udah punya Candra tapi loe mau ngerebut gue.. gue bisa tau sendiri Ka, loe gak usah ikut campur urusan gue. . “ ucap Sisi dengan mata berkaca-kaca dan membanting mawar merah gue..
“ Siss.. gue tauu Candra kayak gitu dari dulu, gue mau loe bahagia dari depan maupun belakang pacar loe, tapi kenyataannya loe sama Candra.. gue gak rela Sis loe dipermainin.. gue .. gue sayang sama loe dari dulu.. maafin guee Sis.. “
Jelas gue dengan menahan emosi.
“ Udahh diem deh loe Ka. “ ucap Sisi pergi lari ninggalin gue.
“ Sisi !! “
Hahh.. apa gue salahh,, gue cuma nunjukin faktaa.. gue mau ngerebut loe karna Candra emang gak baik buat loe Sis.. gue bisa berbuat lebih baik dari Candra! Gue lebih baik dari Candra !..

****

Gue terbaring menatap atap kamar gue,, berharap besok Sisi maafin gue lagi.. gue harus bisa dapetin loe dengan cara baik apapun.. gue salah pasti gue minta maaf .. kalo memang gue ikut campur urusan dan hubungan loe, gue gak akan ikut lagi.. tapi gue bener-bener gak sanggup jika harus ngeliat loe dipermainin dibelakang cowok kayak Candra.
Pintu kamar gue terbuka, ternyata si dodol garut Alvin..
“Ngapain loe Vin? “ ucap gue balik badan dan nyelimut diri.
“ Loe ngapain nyelimut galau begitu?” balasnya duduk di kasur empuk gue.
“ Halahh loe, gak punya kamar loe, tiap malem ke kamar gue.. kangen loe tiap hari ama kasur gue.. “
“ Gue bisa beli ndiri bro.. udahlah jangan galu-galau gitu. . “
“ Shut up! Gue gak galau.. “
“ Shut up shut up.. makan singkong aja gaya loe pake bahasa Britis.. udah deh, ada yang nunggu loe tuh diluarr.. “ ucap Alvin.
“ Siapa? Mama gue.. gak usah ngebohong loe Vin, mentang-mentang rumah gue gak pernah dikunjungi sekarang loe ngeledek dengan cara kayak gituu .. “ cuek gue dalam balutan selimut hangat.
“ Cerewet loe.. ntar Sisi gue suruh pulang lo. “
Hahh..
“ Sisii ?! “ kejut gue segera membuka selimut.
Alvin mengangguk .
Dengan semangat gue keluar kamar dan menuju luar rumahh.. emang bener, Sisi di teras rumah gue.. Sisi ngeliat gue tersenyum.
“ Siss.. l.. loe, kok disini ? “ tanya gue setengah gugup.
“ gak boleh gue kesini? .. gue minta maaf sama loe.. “
“ Maaf ? gue yang harus minta maaf Sis. “
“ Loe gak salah Ka.. loe udah nunjukin foto itu ke gue, dan gue bisa tau apa yang Candra lakuin di belakang gue.. maaf gue terlalu emosi tadi.. ehm, gue udah ngomong ke Candra dan gue udah pisah sama dia.. sebagai tanda maaf gue, gue kasih ini ke loe.. “ ujar Sisi menyodorkan 2 eskrim Strawberry ke gue.
“ Strawberry? 2 ? satunya buat siapaa ? “ tanya gue.
“ Alvin donk.. gue kan adill .. “ cengir Sisi maniss.
“ lah loe? “
“ gue punya coklat .. loe lupa gue gak suka strawberry.. “
“ oh iyaa.. thanks Siss.. “ girang gue nerima eskrim Sisi.
Alvin tiba-tiba dateng di belakang gue.
“ Eh, ni buat loe. “ gue sodor eskrim ke Alvin.
“ Enak nihh .. “
Akhirnya kita bertiga makan eskrimm ..
Guee.. harus ngomong apa lagii .. gue harus dapetin Sisi.. tapi ini gak mungkin terjadi sekarang.. dia kan masih galau.. galau ?
“ Gue gak galau kok Ka.. “ cetus Sisi membuyarkan lamunan gue.
“ Hemm ? “ gimana dia bisa tau pikiran gue.
“ Raka.. loe jangan kelamaan nembak cewek .. nanti diembatt lagii sama orang gak bener.. “ ucap Alvin cengengesan.
Ishh.. gue ngeliat Sisi tersenyum malu.
Ehmm.. oke, ini waktuku !!!!!!!!!
“ Siss.. loe mau gak jadi pacar gue?” nyata gue berani.
Sisi terkejut menatap gue.. waduuhhhhh ..
Akhirnyaa.. Sisi mengangguk tersenyum ke gue.
“ Gyaaa ! gue seneng ...... !! “ seru gue memukul lengan Alvin
“ Iyee seneng, jangan mukul gue giniii donk Ka.. ah loe, panci gosong gue goreng loe ntar. “
Kami bertiga pun tertawa.
Ending pun gue dapetin Sisi.. setelah penantian 2 tahun gue dapetin dia.. lega rasanya..
Gue akan jadi yang terbaik buat loe Sis,, gue lebih baik dari dia.. gue akan berusaha ngebahagiain loe semampu gue dan dengan sok tau gue..
Gue cinta sama loe.. :*

Cerpen Cinta Pertama : First Love

Aku mengenalnya semenjak aku berusia 14 tahun, dan semenjak itu aku merasa aneh.
Entah apa yang aku rasa saat itu, aku tak mengerti apa yang sedang terjadi kala itu, aku seperti orang yang tak tentu arah.

Saat aku sadari ternyata aku mulai jatuh cinta, ya aku jatuh cinta untuk yang pertama kali
Namun aku tak mampu melakukan apa yang ingin aku lakukan.
Aku hanya mengaguminya dari kejauhan, aku hanya mampu melihat senyumnya dari sini dari tempatku duduk kala itu.
Aku melihatnya tertawa dan melihat bermain bola di  lapangan itu.
Aku sungguh jatuh cinta, ini cinta pertama ku..
Laki laki yang aku pandang terlihat  tampan dengan gayanya yg khas dan aku suka itu..
Matanya sangat indah, rambutnya yang kriting menambah getaran dalam dada ini..

Huuuuh aku suka dia, benar-benar suka dia..
Rasa ini semakin hari semakin dalam.
Setiap hari yang aku ingin hanya memandang wajahnya.
Suatu hari aku melihat tatapan matanya, tatapan mata yang sangat sejuk.

Yang mampu membuat jantung ini berdegup lebih cepat.
Dan akhirnya aku mulai bisa dekat dgn dia, aku merasa sangat bahagia.
Hingga suatu hari, apa yang aku takutkan terjadi, dia pergi..

Pergi tanpa pesan terakhir.
Kini, hanya ada aku dan kenangan itu..
Aku hanya mampu mengingatnya, mengingat semua senyumnya dan tatapan indah itu.
Aku berjalan gontai sambil meneteskan air mata , air mata kehilangan.
Dia, takkan pernah tau betapa sakitnya aku saat itu, saat dia pergi dariku.
Aku tak mampu berkata apapun, aku hanya menangis dalam diam, menyesali semuanya..
Aku mencoba tegar, aku mencoba terus untuk menutup luka ini, luka yang kau beri.
Aku mencoba bahagia dgn apa yg aku milikki saat itu..
Aku mencoba bertahan dgn senyumanku.
Yaa tuhan, jaga dia selama dia jauh dari sisiku.

Di dalam penantianku, ada seorang pria datang dgn membawa sejuta cinta
Aku masih ingin diam, dan diam menunggu cintaku kembali dalam pelukku.
Namun kehadirannya membuat aku  tertawa seperti dulu, tetapi sungguh dalam hati ini masih ada nama cinta pertamaku.
Aku hanya mampu tertawa sesaat saja, setelah itu kembali menangis dalam diamku, dalam penantianku.

Untuk sementara waktu, sakitku terobati oleh kehadirannya di dalam sepiku.
Namun hanya sementara dan setelah itu kami berpisah..
Tahun pun telah berganti namun cintaku tak pernah kembali..
Aku tetap menunggu, menunggu dalam ketidakpastian ini..

Sampai suatu hari, aku tau dia sudah tak sendiri lagi, dia mempunyai seorang kekasih..
Aku hancuuuur saat itu..
Aku harus melihat cinta pertamaku bersama wanitanya itu.
Aku menangis sejadi jadinya :’(
Aku terus menangis dalam diamku, aku tak mampu lagi tersenyum saat itu..

Rasanya hatiku sangat sakit saat itu, hatiku ada 1 dan akhirnya hancur berkeping-keping.
Tuhan, mengapa ini terjadi padaku??
Aku menutupi rapuhnya hatiku dgn caraku sendiri.
Dan aku mencoba berpaling tapi selalu saja gagal.

Akhirnya aku menemukan seorang pria, yang sangat aku harapkan bisa menggantikan  dia.
Namun ternyata aku salah, semua yg aku usahakan gagal..
Entah apa yg aku rasakan saat itu, aku galau..
Aku kecewa..
Aku harus rela DIA bersama wanitanya…
Namun aku tak sekuat yang aku kira, aku berharap aku mampu namun ternyata aku tak
mampu.
Aku terlalu rapuh untuk itu..
Namun aku tak putus asa, aku terus menunggunya dan aku hanya menangis dalam diamku.
Aku berdoa, suatu hari nanti DIA bisa mengerti rasaku ini J
Setelah tahun berganti..

Tuhan mendengar doaku, aku kembali bisa dekat dengan cinta pertamaku itu.
Ahhh, senangnya aku ini :D
Lama-kelamaan aku semakin dekat dengan dia..
Dan sekarang dia bukan lagi bayangan, tapi dia adalah KENYATAAN.
Perjuanganku selama 4tahun ini TIDAK sia2, terima kasih Tuhan :*
I will be love you, until the end of time my Boy J

Kamis, 23 Agustus 2012

Cerpen Fiksi Cinta : Aku Telah Pergi, Nina!

Aku hanyalah manusia kerdil yang di pandang orang sebelah mata, aku hanyalah      manusia nista yang di caci maki orang di luar sana. Aku bagai sampah yang di        
ludahi, di tindas, lalu di lenyapkan. Kala rintik hujan mulai turun kaki ku membaur darah di mana-mana, serpihan beling menancap pedih di dasaran kaki hingga terkadang tak ku lihat lagi darah segar yang bermuncratan dari kaki ku. Apa sebab? Karna darah ku telah bersatu dengan tanah yang ikut menjadi kawan pilu di setiap langkah ku. Aku ini hanya lah seorang pemulung kecil yang terpaksa terjun ke hamparan tanah dengan kaki telanjang dan baju setia yang selalu melekat di tubuhku.  Tak ada ibu apa lagi bapak. Aku bagai butiran telur yang di biarkan menetas sendiri, tak ada kehangatan yang menyelimuti, hanya setitik cahaya yang mampu menerangi jalan hingga aku seperti ini.
       Tapi aku masih bisa tersenyum manis di atas kepahitan yang mendera hidupku. Sebab aku tak sendiri, Tuhan memberi ku teman untuk menyusuri petualangan hidup yang sesempit ini. Nina mampu membuatku tersenyum meski sengaja luka ku harus terselubung. Ya, dia adik ku yang ikut merangrang duka bersamaku. Usia nya masih enam tahun dan aku empat tahun lebih tua dari nya, kami sepasang kakak adik yang terlantar dari orang tua, ibu ku telah pergi sejak iya memperkenalkan Nina ke dunia. Sedang bapak ku. Ah aku tak peduli? Karna iya pun tak peduli dengan aku dan Nina. Setelah empat tahun ibu pergi meninggalkan kami, bapak telah menemukan penggantinya. Secepat itu memang bapak melenyapkan ibu dari memory otak nya. Mungkin dia layak di sebut sebagai orang yang tak memiliki otak. Sebab kala adik ku memasuki umur empat tahun dengan seenak hasrat nya iya meninggalkan kami. Dan bayangkan, kala itu usia ku masih delapan tahun, di mana usia seperti itulah aku membutuhkan kehadiran sosok ayah. Aku memang tak menuntut kehadiran ibu kala itu, karna aku menyadari bahwa ibu tak akan mungkin kembali bersama kami.
    Aku melihat ibu pergi saat detik-detik kelahiran adikku, dan itu nyaris membuat hidup ku pupus. Meskipun usiaku sangat belia tapi aku merasakan kedukaan itu. Dan saat orang-orang mengangkat jasad ibu hingga memasukan nya ke tanah liat yang terkesan berbentuk balok itu, aku hanya bisa melihat nya dari atas dengan sesekali aku menitihkan air mata. Kecil-kecil saja aku telah di perlihatkan dengan kematian. Sungguh ironi memang! Kendati begitu aku tak pernah mengeluh pada kehidupan, aku jalani sekuat ragaku, sepanjang hembusan nafas ku. Hingga akhirnya aku membesarkan nina dengan kedua tangan ku sendiri, meski aku terlahir sebagai seorang lelaki tapi aku mengerti bagaimana cara mengurus adikku. Dengan pekerjaan ku yang hanya seorang pemulung, ku rasa aku mampu memberi sebungkus nasi untuk Nina. Meski terkadang aku rela tak makan karna nya. Aku menyanyangi Nina melebihi segala nya. Dia adik satu-satu nya yang aku punya hingga kini. Dan kami hidup di sebuah gubuk kecil di pinggiran jalan. Hanya gubuk itu satu-satu nya tempat yang dapat kami tumpangi, meski terkesan tak layak untuk di tinggali, tapi aku rasa itu sangat layak untuk aku dan Nina hidup untuk masa ke depan nya.
     Kala awan gelap turun lebih cepat dan langit jingga tak tampak lagi menyinari, hingga matahari kembali beradu di ufuk barat. Aku masih berjalan diiringi kegelapan, aku melangkah menyusuri sampah demi sampah yang menggunung. Mencari sesuap nasi yang akan ku bekali untuk adikku, Nina. Meski kini aku tak bersama Nina. Iya sengaja ku tinggalkan sendiri di rumah tanpa iya harus mencariku, karna dari sejak iya berumur empat tahun itu aku telah mengajarinya kemandirian tanpa bergatung pada orang lain.  Mungkin kini iya hanya sedang berbaring menunggu kedatangan ku. Aku tau kalau tindakan aku ini tak sepantasnya ku lakukan pada nya. Tapi apa lah daya, aku ini tak memiliki apa-apa, tak mengerti apa-apa, kecuali hanya mencari tumpukan sampah.   Aku pun berjanji pada nya akan pulang jika aku telah membelikan makanan untuk nya. Oleh karna itu, aku masih menyusuri jalan dengan kedua kaki ku yang telanjang tanpa alas. Dan aku Singgah dari tempat satu ke tempat lain, mengharap mendapatkan tumpukan sampah yang bernilai guna.
       Tak lama aku menyusuri jalan yang tajam ini, keranjang sampah ku terasa berat. Ku rasa ini sudah cukup untuk membelikan sebungkus nasi untuk Nina. Dengan hati sedikit lega, ku langkahkan kaki  untuk menukarkan sampah itu agar menjadi lembaran uang. Ya, aku melihat di seberang jalan ada pasar yang menerima sampah-sampah bekas seperti ini. Segera ku susuri jalan dengan hati yang senang. Namun aku merasakan gelagat lain, jantung ku tiba-tiba berdenyut kencang, kaki ku mendadak kaku, dan tubuhku terasa sangat dingin. Aku pun tak meneruskan langkah, aku berhenti sejenak di pinggiran jalan. Tapi mata ku tak tahan untuk segera menyebrangi jalan itu, aku terbayang sosok adikku yang menunggu kelaparan, hingga akhir nya  ku turuti kehendak mataku itu. Aku mulai menggerakan kaki ke ruas jalan. Dan apa yang ku dapat! Tiba-tiba sebuah mobil sedan berwarna biru metalik melaju dengan kencang nya hingga mampu membuat mataku menjadi suram. Aku seperti berada di depan cahaya yang teramat terang. Kaki ku kini menjadi mengeras bagai es di kutub utara, aku tak bisa bergerak, mata ku samar menatap, tubuhku mendadak lemas, dan aku terhempas. Semua orang berbondong-bondong menghampiri jasad ku. Aku melihat banyak mata memandang duka ke arah ku. Aku tak mengerti? Aku seperti telah terbang, kaki ku yang tadi nya bersentuh tanah kini tak ku rasa lagi. Badan ku terasa ringan. Aku pun mengawang, terbang ke atas langit. Pertanda apakah ini? Dimanakah aku sekarang? Dan sekelebat cahaya putih menghampiri ku. Wajah nya terlalu bersih berseri, iya mengenakan baju putih suci. Dia berkata padaku :
Sekarang sudah waktunya kamu ikut bersamaku?
Ikut bersamamu?
Iya.
Memang kita mau kemana?
Kita akan menuju hidup yang abadi?
Tidak! aku tak ingin ikut dengan mu, masih ada seorang adik yang sangat membutuhkanku, aku tak akan mungkin ikut dengan mu.
Tapi ini sudah saat nya, kamu bukan lagi manusia seutuh nya. Kamu adalah roh yang keluar dari jasad mu itu? Kata nya sembari menunjuk ragaku yang terbaring bersimbah darah di tengah jalanan.
Apa? Jadi aku telah mati?
Ya.
Tapi, berilah aku waktu untuk kembali menemui adik ku. Dia pasti sedang menungguku.
Baiklah, tapi waktumu hanya sebentar.
      Aku pun segera berlari meski kaki ku tak menyentuh tanah, bisa di bilang aku seperti terbang. Sesampai aku di gubuk tua itu. Aku melihat sepasang bola mata yang sangat redup terpancar dari raut adikku. Aku coba mendekati nya hingga hasrta ku ingin sekali mendekap nya. Namun sia, tangan ku menembus badannya. Aku sedih, hingga aku menangis di hadapan nya. “Maafkan, aku dik! Aku tak bisa lagi menemanimu seperti dulu, Aku tak bisa lagi membelikanmu sebengkus nasi, kini dunia kita telah berbeda . Tapi aku janji akan selalu menjaga mu dari atas sana.” Aku berucap sembari minitihkan air mata. Aku merasa kehilangan sosok nya. Dan ku lihat adik ku seperti kelaparan iya meremas perut nya dan berbaring sampai akhir nya aku melihat jasad nya untuk yang terakhir kali. Dan aku kini telah pergi jauh mengangkasa.

Bagaimana menurut teman teman dengan Cerpen Fiksi Cinta : Aku Telah Pergi, Nina! moga kalaian suka ya jangan lupa kirim kan karya kalian disini yaaa hehhee

Cerita Anak SMA : Harusnya Aku, Bukan Dia

kiriman dari Fidyah Desy Ardilah ini merupakan Sebuah Cerpen yang sangat mnarik tentang cinta yang sangat mengharukan juga sangat sedih di jamin teman teman yang baca bisa anda mewek nagis sampai tersedu sedu kalau gak percaya silakan baca aja dech aksi dari cerpen yang satu ini

Harusnya Aku, Bukan Dia

Teringat akan masalalu yang kita lewati
Terasa indah, sejuk meresap didalam sanubari
Walau duka sempat singgah, hadapi bersama
Bahagia slalu dihatiku
Kini hilanglah sudah kisah, tinggallah kenangan
Saat dia datang, menghampirimu dengan segala janji
Berikan sudah semua atas nama cinta
Hapuskan cerita kita

#Ingatkah kamu by asap band

Setiap kali aku mendengar lagu itu, entah kenapa aku selalu teringat Saka. Yach, cowok itu adalah sahabat terbaikku semenjak aku duduk di bangku SMA. Terkadang banyak sekali teman-teman yang salah mengartikan hubungan kita, karena dimata teman-temanku, Tiwi dan Saka adalah dua sejoli yang saling mencintai dan saling menyayangi. Bagaimana tidak, hubungan persahabatan kita sering diwarnai kisah-kisah romantis yang spontan dan tidak sengaja sering kita pertontonkan didepan teman-teman sekelas.

Saat itu Rizal temen sekalasku, menjahiliku dengan memasukkan kucing  di tas kesayanganku, aku nich benci banget sama kucing. Eh malah tuh anak masukin kucing di tas kesayanganku. Tanpa pikir panjang, aku langsung menjerit dan melempar tasku jauh-jauh dariku. “waaaa… siapa yang naruh tuh kucing di tasku..?” gayaku sambil bertolak pinggang didepan kelas. “hahaha… Tiwi Tiwi, sama kucing aja takut, malu-maluin banget sih..!” jawab Rizal dengan mata jailnya. “ouw, berarti kamu yang njailin aku Zal” akupun langsung mnghampiri bangkunya “keluarin tuh kucing atau aku bakal laporin kamu sama anggota pelindung kucing. Biar kamu ditangkep tyuz dipenjara bareng kucing-kucing ganas yang udah pernah makan manusia..!” “hahaha… mana ada tuh kucing pemakan manusia. kebanyakan nonton film kartun nech.” “Rizal, aku gag mau tau yah. Sekarang keluarin tuh kucing dari tas kesayanganku. Cepet..!” “males banget, kluarin aja sendiri.” Gayanya

 sok cuek. Tak lama, Saka masuk kelas. “ada apa sih Wi..? jeritan kamu kedenger sampek kantin tuh, keras baget sih” “agh lebay kamu Ka, kantin sama kelas kita nih kan jaraknya jauh banget.” Jawabku dengan ekspresi sama sekali gag mood buat diajak bercanda. “kamu kenapa sih..?” “neh si Rizal, dia masukin kucing di tasku. Aku kan geli banget sama tuh kucing. Disuruh buat ngluarin tuh kucing malah gag mau. Njengkelin banget kan..!” gerutuku. Rizal yang saat itu ada di depanku malah senyum-senyum kayak orang gag punya dosa. “Apa`an sih kamu Zal, udah tau Tiwi benci banget yang namanya kucing. Pake acara njahilin dia sama kucing segala. Sekarang kluarin tuh kucing, atau kamu yang bakal aku buat kluar dari sini..!” ancam Saka dengan sok jantannya. “ya`elah Ka Ka, biasa aja kale`. Toh aku Cuma becanda.” “iya tapi becandamu kelewatan tau`…! Cepet kluarin tuh kucing..!” “iya iya…” jawab Rizal yang pada akhirnya menyerah dengan

 keteguhannya, dan saat itu aku yang masih memasang ekspresi ngambek langsung ditarik keluar kelas oleh Saka dengan menggandeng tanganku. Setelah diluar kelas “udah gag usah ngambek lagi, tambah jelek tau` kalau kamu masang muka kayak gitu…!” “masih kesel tau` sama si Rizal” “yaudah, Rizal udah ngluarin tuh kucing dari tasmu kan.” “tapi masih kesel Saka..” “Tiwi, Rizal kan Cuma becanda. Maafin dia yach..!” rayunya dengan nada sok manis. “Tiwi, senyum dong..! hmz..gag ada kaca yah..? liat tuh mukamu kalo pas lagi nagmbek gini jadi keliatan tambah jelek. Ayow senyum..!” dan akupun mengembangkan senyumku dengan terpaksa. “ih, senyumnya maksa gitu. Jadi tambah kayak badut tuch” akupun akhirnya mulai sebel plus sedikit geli mendengar guyonannya “apa`an sich kamu…!” responku sambil memukul lengan Saka secara perlahan dengan senyumanku yang mulai mengembang pastinya. “nah, kalo` senyum gini kan jeleknya jadi gag keliatan

 banget” “maksudnya, aku masih tetep jelek kalo udah senyum kayak gini.” “ea, itu kan udah ciptaan dari Tuhan Wi, jadi aku gag mungkin bisa bo`onglah. Beda sama aku, Saka yang udah dari sananya ganteng, meski dibagaimana`in juga tetep ganteng. hehehe” godanya kali ini. “ich, narsis banget sih kamu” jawabku sok cuek “halah, tinggal ngaku iya ajah susah banget sih. Ayow jawab iya dong..!” “gag, Saka jelek Saka jelek.. wlek…!” sambil menjulurkan lidahku dan aku berlari memasuki kelas, Sakapun juga mengikutiku dari belakang. Sesampai dikelas “Wi, akui dong kalo aku ganteng…” “gag agh, Saka tuh sekali jelek tetep jelek. Udah jelek narsis lagi” “Wi, apa susahnya sih bilang kalo aku itu ganteng..?”sambil memasang wajah dan nada suara yang sok melas “ya susahlah, orang kamu jelek kog” “agh, Tiwi gag asik. Ngambek deh ngambek” sekarang dia memasang ekspresi yang sok ngambek dengan bibir manyunnya “terserah lo…!”

 responku yang sekali lagi dengan menjulurkan lidahku. Tak sadar, ternyata saat kita berdua melakukan guyonan itu semua mata teman-teman sekelas tertuju pada kita berdua. “prasaan baru lima menit yang lalu si Tiwi ngambek tingkat berat dech. Kog sekarang jadi aneh gini sih.” Cletuk Sinta, teman sekelasku “yaelah, kayak gag tau mereka aja sih kamu Sin. Mereka kan udah ada udang dibalik rempeyek tuh” cletuk Rizal mulai ngajak perang lagi “Eh, apa`an si kamu Zal, prasaan dari tadi kayaknya udah mau ngajak ribut” komentarku kini. “udahlah Tiwi sayang. Biarin aja, mereka tuh syirik sama kita.” Nada Saka dengan sok lembutnya yang seakan-akan saat itu aku memang  -sesuatu- untuknya. “norak agh” “jiaah, kampungan lo” “waduh waduh, pusing dah” kini satu per satu teman-teman sekelasku mulai merespon ucapan Saka. Hmz, memang kampungan sih. Tapi bisa dibilang –sesuatu dech- hehehe.

Saka memang orang yang paling bisa ngerti`in aku dibanding sama temen-temenku yang lain. Bahkan feelnya padaku selalu tepat sasaran. Suatu hari selepas pulang sekolah aku berjalan sendiri melewati kebun yang tak ter-urus keberadaannya, dipertengahan jalan ternyata aku dihadang oleh 2 preman yang tiba-tiba menodongku. “heh. Cepet kasih duit atau apapun barang berharga lo ke gue..!” bentak salah satu preman itu dengan menodongkan pisau siletnya ke arahku, sedang yang satunya memastikan kondisi disekitar kejadian. “e…e… bang…maaf, aku gag ada uang buat dikasih ke abang” jawabku dengan nada gugup karna ketakutan “lo kira gue gag tau kalo anak-anak yang sekolah di tempat lo itu anak-anak orang kaya. Ahg kelamaan lo” preman itupun langsung merebut tasku yang saat itu berusaha dengan sangat susah payah aku pegang sangat erat, dan langsung mengobrak-abrik isi tasku. Aku yang saat itu memang diposisi terjepit dan ketakutan, gag bisa melawan para

 preman itu, aku hanya bisa diam, takut, dan berdo`a berharap bala bantuan datang menghampiriku. Dan syukur ternyata Saka datang buat aku “woi, jangan beraninya sama cewek aja. Lagian percuma aja ngobrak-abrik tas itu sampek jelekpun kalian gag bakal nemuin barang berharga disana..!” teriaknya dengan lagak sok nantang para preman-preman itu. “siapa lo..? udah lo minggir sana, anak ingusan kayak lo sama sekali gag pantang buat nantang kita.” Bentak preman itu pada Saka “maaf ya bang, tolong balikin tas itu sama pemiliknya. Atau aku bakal ngambil tas itu secara paksa dari tangan abang..!” kini Saka terlihat begitu serius dengan ucapannya “lo kira gue takut apa sama lo..! sini maju lo…!” dan preman itupun menantang Saka untuk mengajaknya beradu kekuatan, hmz untung si Saka itu anggota ekskul bela diri, jadi dia dengan beraninya melawan dua preman tersebut dengan jurus-jurus bela dirinya, sedang aku yang melihat kejadian itu hanya bisa

 diam, syok, seakan aku merasa ini mimpi apa bukan sih…? Kog serem amat adegan berantemnya, jadi kayak sinetron-sinetron. Eh, lebih parah ding. Dan Saat itu aku benar-benar was was melihat Saka melawan dua preman tersebut, dan prasaan itu semakin bertambah parah karna salah satu dari preman tersebut membawa pisau silet yang tadi sempat digunakannya untuk menodongku. Beruntung tak lama sejak kejadian itu berlangsung, datang segerombolan teman-teman sekolahku dan sejumlah warga sekitar yang membantu Saka dan akhirnya bisa melumpuhkan para preman jalanan itu. “kamu gag papa Wi..?” Tanya Saka dengan penuh kecemasan, saat itu aku memang benar-benar merasa ketakutan hingga spontan aku langsung memeluk Saka dan menangis di dadanya “aku takut Ka” “udah-udah, premannya udah ketangkep kog. tuh preman bakal langsung dibawa ke kantor polisi kog. Jadi kamu tenang ya Wi.” Ucapnya sambil mengelus punggungku yang memang saat itu aku masih memeluk erat

 tubuh Saka. “udah ah, gag usah nangis gitu, jelek tau`..!” sambungnya sambil mengusap air mataku yang masih deras mengalir di pipiku “sekarang kita pulang, biar aku yang nganter kamu nyampek rumah” “hmz, makasih ea Ka” kini rasa takut itu berangsur mulai menghilang, dan akupun melepas pelukanku “iya, makanya lain kali kudu lebih hati-hati. Gag usah pake acara sok berani jalan sendiri ditempat sepi.” “iya deh iya, maaf. Janji deh gag bakal ngulangin lagi. Udah trauma ini” “ea jangan trauma juga Wi, ntar malah jadi aku yang repot kudu nganter kamu pulang pergi tiap hari gara-gara kamu trauma” gayanya mulai meledek “ya gag juga lah Ka, udah deh gag usah becanda, masih takut nih.” “iya iya, maaf. Yaudah yuk pulang..!” Sakapun menggandeng tanganku, sekali lagi adegan itu dilihat oleh beberapa teman-temanku yang berada ditempat kejadian perkara.

Dan masih banyak lagi kejadian-kejadian improv romantis  lainnya yang meyakinkan teman-temanku untuk berdalil “Tiwi dan Saka itu dua sejoli gag sih..?.”  dan selalu kami dengarn serempak menjawab “menurut loe..?” dan membiarkan teman-teman sekelas berdecak heran melihat tingkah laku kita berdua.

Tapi itu hanya cerita lalu, saat Niken anak baru disekolah kita datang. Sebelum Niken menjadi satu kelas bersama aku dan Saka. Dan sebelum Niken perlahan merebut perhatianku terhadap Saka. Niken memang anak yang baik, pinter dan yang lebih mengagumkan lagi dia termasuk finalis gadis sampul dari salah satu majalah terkenal di Jakarta, jadi tak heran Niken selalu terlihat cantik dimanapun dan bagaimanapun kondisinya.

Hingga Saka perlahan meniggalkanku demi menemani hari-hari Niken yang lebih berwarna. Dan saat itu pula aku merasakan Saka tidak menjadi sahabatku lagi, untuk lebih tepatnya cintaku yang selama ini terpendam yang tak berani aku tuk mengutarakannya kini telah meninggalkanku. Harus ku akui, kini aku mencintai Saka. Namun apa yang tengah aku rasakan saat ini, yang terjadi adalah keberuntungan sedang tak berpihak kepadaku, saat ku tahu ternyata Saka menyimpan asa besar yang terpendam untuk bisa memiliki Niken sang gadis cantik itu. Hingga pada akhirnya, Saka bisa mewujudkan keinginannya itu untuk bisa memiliki Niken, yah. Mereka jadian.
Sedang aku, hanya bisa terpuruk meratapi penyesalanku akan rasa cinta yang bertepuk sebelah tangan ini. Hingga kini aku berusaha untuk melupakan cinta, rindu dan rasa sayangku terhadap Saka. Karena aku hanya bisa menjadi sebatas sahabatnya yang pernah hadir dalam kehidupan masa SMAnya.